SPOL.BANDUNG BARAT – Sejumlah kegiatan seperti seperti bazar, kesenian, musik, kaulinan barudak hingga pagelaran wayang golek hasil kolaborasi antara ISBI Bandung dan Desa Bojongkoneng Kabupaten Bandung Barat memeriahkan Festival Buah Kamuning Batu Cimeta (BUKABATA), Sabtu 31Agustus 2024.
Menurut Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen.,M.Hum kegiatan Festival
BUKABATA ini sebagai salah satu upaya untuk mengenalkan budaya lokal kepada masyarakat luas.
“Festival BUKABATA ini menjadi mitembeyan sinergitas antara ISBI Bandung dengan masyarakat di Desa Bojongkoneng. Yang mana kita tahu bahwa Kampus 2 ISBI Bandung akan berdiri dilokasi ini,” Kata Rektor ISBI Bandung, Dr. Retno Dwimarwati, S.Sen.,M.Hum kepada wartawan, Sabtu (malam) 31 Agustus 2024.
Retno menuturkan, Desa Bojongkoneng ini ternyata merupakan pusat kebudayaan atau kabuyutan yang ada diwilayah Kabupaten Bandung Barat. Hal ini, ditandai dengan adanya titik pertemuan antara sungai Cikalapa dan sungai purba Cimeta yang jika ditarik jauh kebelakang ternyata ada keterkaitan dengan Danau Purba Bandung, yang kini menjadi Kota Bandung.
“Dititik inilah, Kampus 2 ISBI Bandung akan berdiri, hadir dan bersinergi dengan masyarakat setempat menggali segenap potensi kearifan lokal yang ada untuk kemajuan dan kemaslahatan masyarakat tentunya” kata Retno.
“Dan mulai hari ini, Kampus 2 ISBI Bandung disebut ISBI Cimeta, karena ternyata Cikamuning adalah lokasinya agak jauh dari lokasi ini,” Imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Wakil Rektor I ISBI Bandung, Indra Ridwan, S.Sos., M.Sn., M.A., Ph.D., mengatakan tentunya ISBI Bandung akan melihat peluang-peluang yang ada di Kampus 2 ISBI Bandung-Cimeta ini.
“Kita sudah melakukan melakukan penelitian salah satunya oleh Prof. Arthur dan Pepep untuk menggali potensi yang ada disini,” ujarnya.
Tentunya, tegas, Indra ada strategi-strategi khusus yang dilakukan untuk mitembeyan pembangunan Kampus 2 ISBI Cimeta ini. Salah satunya adalah dengan bersinergi dengan masyarakat sekitar.
“Kita juga sedang menggali potensi apa yang nantinya akan menarik bagi mahasiswa dan perguruan Tinggi lainnya untuk hadir dan bersama-sama membangun kawasan ini yang punya potensi besar untuk dikembangkan,” katanya.
Menggali Seni Tradisi di Kabuyutan Bandung
Retno menuturkan, Kegiatan BUKABATA tidak tiba-tiba, tapi sudah melalui kajian antropologi dan topologi yang panjang. Dimana dari hasil penelitian, ternyata banyak seni tradisi khususnya di Desa Bojong Koneng yang sudah hampir punah.
Atas dasar itulah, kami memutuskan untuk mengadakan festival BUKABATA di Desa Bojongkoneng yang mana di lokasi ini Kampus 2 ISBI Bandung akan berdiri.
“Di Desa Bojongkoneng ini kita menemukan ada lima mata air, sawah abadi dan seni tradisi seperti kawin cai yang sudah diakui sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb), sehingga kita akan berupaya untuk terus menggali, mengembangkan dari seni tradisi akan bisa tercatat sebagi WBTb,” katanya.
Retno berharap dengan mitembeyan pengenalan Kampus 2 ISBI Bandung Cimeta yang ditandai dengan Festival BUKABATA bisa menjadi triger khususnya kepada pemerintah untuk bisa membantu mewujudkan pembangunan Kampus 2 ISBI Bandung Cimeta.
Dalam kesempatan yang sama ketua Pelaksana Festival BUKABATA, Dr. Zaini alif mengatakan, Festival BUKABATA ini merupakan kolaborasi antara ISBI Bandung dengan masyarakat Desa Bojongkoneng dalam rangkaian memeriahkan milangkala Desa Bojongkoneng.
“Masyarakat sangat antusias sekali membantu menyiapkan lokasi acara, mulai dengan membersihkan lokasi, membuat tangga hingga jembatan yang kesemuanya dilakukan secara bergotong royong,” kata Zaini.
Namun tidak hanya itu, tegas Zaini, masyarakat juga ikut aktif dengan menampilkan berbagai seni tradisi yang mereka miliki. Sehingga, kata Zaini, festival BUKABATA ini bukan milik ISBI Bandung semata, tapi juga milik masyarakat khususnya di Desa Bojongkoneng dimana nantinya kampus 2 ISBI Bandung Cimeta akan berdiri.
“Melalui kegiatan seperti ini, harapannya akan terjalin ikatan yang kuat antara ISBI Bandung dengan masyarakat sekitar dan hal ini juga yang menjadi harapan dari bu Rektor ISBI Bandung,” katanya.
Zaini menambahkan, kehadiran ISBI Bandung di Desa Bojongkoneng ini manfaatnya akan dirasakan oleh masyarakat luas dan tentunya akan memberi dampak positif. Tidak hanya dari sisi ekonomi tapi juga dari sisi kelestarian seni tradisi yang ada, karena hal tersebut selaras dengan misi ISBI Bandung sebagai agen yang bisa mengembangkan dan membawa pariwisata berbasis seni dan budaya menjadi lebih baik di masa depan.***