SWARAPUBLIK — Pemerintah Provinsi Jawa Barat mewacanakan untuk mereaktivasi sejumlah jalur rel kereta api yang telah lama nonaktif. Ketua DPRD Jawa Barat, Buky Wibawa mengapresiasi rencana tersebut. Menurutnya, langkah ini bukan hanya solusi terhadap kemacetan yang kian hari makin parah, tetapi juga bagian dari komitmen keberpihakan pemerintah terhadap transportasi publik yang ramah lingkungan dan inklusif.
“Ini bukan sekadar proyek infrastruktur. Ini adalah bentuk keberpihakan terhadap masyarakat kecil, terhadap buruh yang harus menempuh perjalanan panjang setiap hari, terhadap pelajar, dan terhadap mereka yang selama ini terkendala biaya transportasi,” kata Buky, baru baru ini.
Ia menjelaskan, reaktivasi jalur kereta yang melintasi daerah-daerah seperti Garut, Cianjur, hingga Pangandaran akan membuka kembali akses ekonomi yang selama ini mati suri. Bahkan lanjut dia, reaktiasi jalur kereta bisa mendorong terciptanya lapangan kerja baru bagi masyarakat Jawa Barat.
“Kita bicara dampak ekonomi lokal. Jalur rel ini akan menghidupkan pasar-pasar tradisional, mendongkrak pariwisata, bahkan bisa menciptakan lapangan kerja baru di sektor transportasi dan logistik,” katanya.
Namun demikian Buky mengingatkan reaktivasi jalur kereta api harus melalui perencanaan yang matang dengan memperhatikan hak-hak masyarakat sekitar jalur rel. “Kami di DPRD akan mengawal agar proses ini berjalan manusiawi, tidak menyingkirkan warga yang sudah bertahun-tahun bermukim di sekitar rel. Harus ada dialog dan solusi bersama,” lanjutnya.
DPRD Jabar, lanjut Buky, siap bersinergi dengan Pemprov dan PT KAI dalam memastikan rencana ini tidak berhenti di atas kertas. “Kami ingin lihat rel-rel tua itu hidup lagi, tapi lebih dari itu, kami ingin masyarakat merasakan manfaat nyatanya,” pungkasnya.
Rencana reaktivasi ini menjadi harapan baru bagi banyak warga Jabar, seolah membuka kembali jalan yang telah lama tertutup rel berkarat. Kini, tinggal bagaimana langkah-langkah konkret itu diwujudkan dengan penuh keberanian dan empati. ***